Sejumlah cerita mistis pun berkembang
pesat diantara masyarakat Indonesia. Bahkan Ki Kusumo pun angkat bicara
mengenai Pesawat Sukhoi Superjet100 yang Jatuh Di Gunung Salak . Gunung Salak disebut-sebut menjadi salah satu tempat penyimpanana
harta karun peninggalan Belanda. Bahkan cerita-cerita yang sulit
dipercaya itu malah diyakini menjadi penyebab beberapa insiden
kecelakaan pesawat hingga hilangnya para pendaki. Belum lagi hal-hal
mistis ini dikaitkan dengan mitos Prabu Siliwangi. Cerita Mistis yang
beredar, Di lokasi inilah, diyakini Prabu Siliwangi menghilang dan
berubah wujud menjadi macan.
Menurut informasi yang ada, pada
Februari 2009, tujuh orang pendaki gunung yang juga mahasiswa
Universitas Yarsi sempat dinyatakan hilang. Mereka tersesat saat mereka
mendaki melalui jalur ilegal di Cimalati, Sukabumi. Ketujuh pendaki ini
yaitu, Sofyan 22 tahun, Reza 21 tahun, Hengky 22 Tahun, Rizki 18 tahun,
Tika 18 tahun, dan Tryas 18 tahun. Setelah Tim SAR turun ke lapangan dan
melakukan pencarian, akhirnya mereka ditemuka di hari ke empat sejak
dinyatakan hilang kontak.
Di bulan Januari 2010, rombongan pendaki
dari UIN Yogyakarta juga dinyatakan hilang kontak saat melakukan
pendakian. Beruntung pendaki yang berjumlah 6 orang itu berhasil
ditemukan oleh Tim SAR sehari setelah dinyatakan hilang. Beratnya medan
yang dilalui, membuat tim SAR sempat kesulitan mengevakuasi korban. Tim
sempat dihadang tebing yang longsor.
Bukan hanya hilang, tercatat para
pendaki banyak pula yang tewas ketika mendaki gunung itu. Di awal tahun
2012 tepatnya di bulan Februari, seorang pendaki dinyatakan tewas dalam
pendakian ke Gunung Salak, Bogor. Pria yang tewas itu bernama Fajar
Arrahman (19) mahasiswa Universitas Budi Luhur Jakarta. Saat itu dia
bersama 14 rekannya yang sedang mengikuti kegiatan pendidikan dasar
pencinta alam.
Fajar meninggal dunia di sekitar Kampung
Pajagan, Desa Parakansalak, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi,
sekitar pukul 05.30 WIB. Kabarnya penyebab kematian Fajar karena saat
itu akan mendaki sebenarnya dia sedang tidak fit.
Meski kematian dan atau sebuah kejadian
itu datangnya tidak bisa diprediksi, namun para pendaki Gunung Salak
selalu diberi imbauan oleh para petugas Taman Nasional Gunung Halimun
Salak (TNGHS) untuk tidak mendaki di awal-awal tahun terlebih di bulan
Januari. Sebab, di waktu-waktu itu cuaca di sekitar Gunung Salak sedang musim hujan.
Kali ini, Gunung Salak kembali memakan
korban. Pesawat Sukhoi Superjet100 dinyatakan hilang pukul 14.51 WIB,
Rabu (9/5). Dalam pesawat ada 37 penumpang dan 8 kru pesawat asal Rusia.
Pesawat buatan Rusia itu sedang melakukan joy flight, sebagai sarana
promosi pemasaran pesawat itu. Pesawat lepas landas dari Lanud Halim
Perdanakusuma menuju Pelabuhan Ratu dan hendak kembali lagi.
Tiba-tiba pilot Alexander Yablontsev
meminta izin menurunkan ketinggian pesawat dari 10.000 ft ke 6.000 ft.
Tidak jelas kenapa pilot senior Rusia itu ingin menurunkan ketinggian.
Muncul dugaan dia ingin melihat pemandangan di lereng Gunung Salak,
Halimun, Gede dan Pangrango. Sebagian lagi mengatakan dia ingin
mengambil ancang-ancang untuk mendarat.
Saat itulah tiba-tiba kontak Sukhoi dan menara pengawas hilang. Dalam hitungan jam, berita ini menyebar ke seluruh dunia. Seluruh media besar di dunia mengikuti setiap detik perkembangan soal Sukhoi ini.
Tim SAR langsung melakukan pencarian
dari udara. Minggu (10/5), setelah simpang siur semalaman, pihak TNI AU
menyatakan secara resmi pesawat Sukhoi ditemukan. Mereka juga merilis
foto Sukhoi yang hancur lebur dengan serpihan yang berserakan. Mari Kita
sama-sama berdoa untuk Keselamatan para Korban Pesawat Sukhoi Jatuh Di Gunung Salak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar